Baca. Pikir. Tulis. Bagi...
Menulis bukan sekadar merangkai huruf menjadi kata. Juga bukan sekadar merangkai kata menjadi kalimat. Tapi, menulis diawali dari membaca. Masuk ke ranah kerja otak. Di sana akan ada proses berfikir, diolah menjadi hal baru untuk kemudian dituangkan dalam tulisan dan dibagi. Sebagai bentuk kemanfaatan pada sesama.
Sabtu, 30 September 2017
PKI DAN GENERASI MILLENNIAL
AGEN POLISI TINGKAT DUA, SUKITMAN
Rabu, 20 September 2017
Semangat Hijrah
Mau dari yang baik ke yang lebih baik
Atau dari yang sudah lebih baik untuk terus meningkat dan istiqomah, it's ok.
Ada PKI dalam Novel? It's Ok!
Siapa sebenarnya mereka?
Ya, Tere Liye memang tidak pernah sembarangan memilih nama, waktu, juga kisah.
Sedang Musso adalah salah satu tokoh pengkhianat yang sudah lama tinggal di Uni Soviet.
Mereka sama?
Ya!
Mas Musoh adalah penjelmaan dari sosok nyata Musso.
Dalam novel, Kiyai dan keluarganya dimasukkan dalam mesin pemanas (kalau tidak salah). Sedang nyatanya, korban-korban pengkhianatan itu dimasukkan dalam sumur.
Jumat, 08 September 2017
9949-SBY Ultah
Lanjut ke bangku SMP, sebagai tugas bahasa Indonesia, sosok Pak SBY lagi-lagi saya pilih sebagai idola. Disaat teman-teman lain nge-fansnya dengan Alissya Soebandoeno, Nia Ramadhani, dkk. Hoho.
Dan terima kasih juga sudah menciptakan lagu penyemangat untuk kaum-kaum yang terus yakin dengan pilihan jalannya sendiri “Kuyakin Sampai Di sana”.
Senin, 21 Agustus 2017
ADA APA DENGAN NOVEL?
Atau?
Apa pembaca hanya sekadar membacanya? Tanpa membayangkan bagaimana kenikmatan nasi goreng spesial itu?
Tentu sama, Dear!
Tapi apa kita lupa? Bahwa kitalah sebagai penulis cerita yang sudah menggiring mereka “membangkitkan” pikiran negatif itu lebih aktif? Kita yang memfasilitasi tumbuh kembangnya pikiran itu lewat tulisan-tulisan.
Sayangnya, tidak, ‘kan?
Kalau yang dibagikan hal-hal baik, tentu transferan yang mengalir ke diri kita adalah pahala. Pahala yang sama besarnya dengan yang mereka kerjakan, sesuai ajakan yang ada ditulisan kita. Tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.
Membuat mereka jadi membayangkan hal buruk? Lalu “terinspirasi” dan mengajak orang lain juga ikut melakukan. Bisa dibayangkan! Transferan keburukan itu juga mengalir ke “tabungan” kita sebagai pencerita.
Khawatir nanti, seiring mengalirnya transferan royalti ke rekening kita, jangan-jangan dibarengi dengan mengalirnya transferan amal buruk ke “tabungan” akhirat.
#Desti_Annor
Sabtu, 12 Agustus 2017
Pengen Nulis Novel? Catat Langkah Awalnya!
PENGEN NULIS NOVEL? CATAT LANGKAH AWALNYA!
Bingung, harus mulai menulis novel dari mana?
Kamu tidak sendiri, Dear! Banyak kok yang mengalami masalah seperti itu. Punya keinginan buat nulis cerita, punya banyak kisah dalam hidup, tapi masih bingung. Bagaimana akan menuangkannya menjadi sebuah novel layak baca?
Ditambah lagi banyaknya aturan dalam menulis novel, yang terkadang membuat penulis pemula kebingungan tanpa solusi. Nah, artikel ini hadir untuk para pemula yang ingin segera melangkah buat take action. Berikut rumusan sederhananya sebelum mulai menulis novel :
1. Siapa yang Kenapa
Ya, pertanyaan “Siapa yang kenapa” menjadi langkah awal dalam menentukan bentuk cerita. Ide bisa datang dari memikirkan siapa tokoh yang akan berlakon dalam cerita kita. “Siapa” di sini bisa berarti profesinya apa, usianya berapa, karakternya seperti apa, dan lainnya. Pastikan “Siapa” ini adalah tokoh utama, yang menjadi sentral cerita.
Sedangkan “Kenapa” adalah hal apa yang terjadi pada tokoh dalam cerita tersebut. Tokoh kita kenapa? Itulah inti dari pertanyaan yang harus terjawab. Apa yang terjadi pada tokoh akan menjadi dasar cerita. Yang pada akhirnya mampu menumbuhkan cabang-cabang konflik.
Contoh :
- Siapa? : Seorang remaja tanggung.
- Kenapa? : Mengalami gangguan kepribadian karena putus sekolah.
- Ide awal menjadi : Seorang remaja tanggung yang mengalami gangguan kepribadian karena putus sekolah.
2. Siapa dengan Siapa
Pertanyaan lanjutan yang berkembang adalah “Siapa dengan siapa”. Pohon tokoh akan berkembang. Dari tokoh utama, bisa ditarikkembangkan ranting-ranting tokoh lainnya. Menjadi tokoh antagonis, penengah atau sekadar tokoh pembantu.
Contoh :
Kehidupan tokoh remaja tanggung dengan nenek dan kedua orangtuanya.
3. Bagaimana Hubungan Kejadian Antartokoh
Dari poin kedua kita dapatkan tokoh yang disiapkan adalah remaja tanggung, nenek dan kedua orangtua. Bagaimana hubungan mereka? Bagaimana kaitan dengan cerita sentral?
Itulah yang menjadi pertanyaan berikutnya. Menentukan hubungan antarkejadian, atau disebut plot.
Contoh :
Nenek remaja itu tidak punya cukup uang untuk bisa menyekolahkannya lagi. Sementara kedua orangtuanya, sudah lama tidak bersama. Jauh dari hidupnya.
Dua poin ini akhirnya menggiring terbentuknya cerita sentral. Sebagai alasan kenapa tokoh sampai putus sekolah dan mengalami gangguan kepribadian.
4. Di mana Kejadian Berlangsung
Setting adalah hal penting lainnya, yang harus dipikirkan di awal persiapan sebelum menulis novel. Karena di mana kejadian berlangsung akan sangat mendukung bagaimana cerita ini berjalan. Apakah di perkotaan besar, di pedasaan, di luar negeri, dan sebagainya.
Contoh :
Kisah remaja tanggun ini berlangsung di pedesaan, sebuah kota kecil di Indonesia. (Silakan sebut nama desa atau kota jika memang diperlukan. Tapi bukan masalah jika nama kota tidak disebut atau fiktif. Asal, pastikan kalau cerita memiliki tempat yang jelas untuk kejadian demi kejadian berlangsung. Missal rumah, pasar, sekolah, dll.)
5. Pesan Apa yang akan Dititipkan dalam Cerita
Sebuah cerita harus mengandung nilai/pesan. Baik pesan agama, sosial, hukum atau lainnya. Meski berada pada urutan terakhir, bukan berarti pesan menjadi tidak begitu penting. Karena sejatinya, sebuah cerita yang tanpa pesan, sama artinya dengan “mencuri” waktu pembaca.
Pembaca menyisihkan waktu untuk membaca cerita kita, tapi ternyata dia tidak dapatkan pesan atau pelajaran apapun.
Contoh pesan : Masa depan anak adalah tanggung jawab bersama para orang dewasa.
Menulis novel memang tidak susah, tapi bukan berarti mudah. Karena, menulis novel membutuhkan skill khusus, yang ritmenya harus konsisten dan terus-menerus digali. Oke, selamat mencoba…